Kepala Sekolah / Madrasah Sebagai Pemimpin Leader Pendidikan
Keywords:
Kepemimpinan, Kepala SekolahAbstract
Istilah kepemimpinan merupakan terjemahan dari “leadership” yang berasal dari leader yang artinya ketua, pemimpin, kepala. mereka membawahi atau mengendalikan orang banyak sebagai bawahan yang secara struktural maupun tradisional mengikuti langkah- langkah pemimpinnya dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi. Kinerja dalam mengendalikan para bawahan memang tidak jarang berbeda, misalnya perbedaan antara kiai pesantren dengan kepala sekolah. Dalam menjalankan kepemimpinannya, kiai pesantren memiliki kebijakan serba mono, yaitu monomenejeman, monokepemimpinan, mono keputusan dan lain sebaginnya, yang menimbulkan kesan kurang teratur dan otoriter. Sementara itu kepala sekolah lebih tertib teratur serta melibatkan semua pihak yang terkait sehingga kepemimpinannya mencerminkan kepemimpinan demokratis-partisipatif.
Dalam praktek dilapangan, kepala sekolah selaku pemimpin memang tidak selalu menjalankan roda organisasi berdasarkan perilaku kepemimpinan semata. Karena, secara umum kepemimpinan lebih memiliki dimensi kemanusiaan dari pada pengelolaan, apa lagi kekuasaan. Namun dalam keadaan tertentu, boleh jadi tindakan kepala sekolah hanya mendasarkan kekuasaan. Sudarman Damin mengatakan bahwa kegagalan kepala sekolah untuk tampil berbeda secara berkeunggulan, menyebabkan sekolah tidak mampu berbuat optimal. Adakalanya kepala sekolah sesekali lebih menampakkan kekuasaan dari pada kepemimpinan. Sikap kepala sekolah ini mengesankan perilaku otoriter. Akan tetapi, dalam kondisi yang menghadapkan kepala sekolah pada kesulitan- kesulitan tertentu, agaknya sikap otoriter justru lebih tepat digunakan dari pada cara demokratis yang mengayomi, asalkan menghasilkan perubahan-perubahan positif.
Sesungguhnya tidak ada sekolah yang baik tanpa kepala sekolah yang baik. Pemeran utama dan penanggungjawab utama adalah kepala sekolah. Karena itu, penulis membuat kesimpulan bahwa tidak ada siswa yang tidak dapat dididik. Yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik. Selanjutnya, tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil menjadi pendidik